Tingginya penderita CP ini ternyata belum dibarengi dengan ketersediaan fasilitas yang memadai seperti jalan, makan, dan toilet. Ini menyebabkan kualitas hidup penderita CP masih rendah, seperti yang terjadi di Indonesia.
Baru-baru ini, seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sri Hartini, berhasil mendapatkan Hak Atas Kekayaan Inteletual (HAKI) atas penemuannya tentang sendok khusus untuk penderita CP. Sendok ini berbeda dengan sendok makan biasa yang tidak memiliki sudut kelengkungan dan palang penahan jari tangan.
Sendok CP ini memiliki sudut kelengkungan tertentu serta memiliki palang penahan pada tangkainya. “Penderita CP sangat kesulitan untuk memegang dan mengenggam sesuatu. Lebih lagi saat mereka makan, penderita seringkali tidak bisa melakukannya sendiri. Dengan sendok ini, penderita bisa melakukannya sendiri,” papar Sri di Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/8).
Inovasi ini bermula tahun 2010 yang diujicobakan pada 51 anak CP di Yogyakarta. Riset awal menunjukkan jarak antara jari hingga mulut penderita sekitar 0-11 sentimeter, sudut pada siku berkisar 45 hingga 90 derajat. Dengan hasil tersebut maka kelengkungan antara tangkai sendok dan kepala sendok yang sesuai untuk penderita CP adalah 135 derajat.
Ini sendok makan penemuan peneliti Indonesia
Keistimewaan lagi sendok makan ini adalah palang penahan di tangkainya yang terbuat dari kayu sonokeling. Fungsinya untuk menahan jari tangan penderita CP yang mengalami kekakuan, defisiensi fungsi memegang dan menggenggam. Palang penahan bersifat tahan lama, ringan, dan tidak mengandung zat kimia.
“Setelah diujicobakan, penderita CP terlihat tidak kesulitan ketika memakan sesuatu. Bahkan dengan sendok ini, mereka dapat melakukannya secara mandiri,” kata Sri. Ditambahkannya, dengan adanya sendok makan ini diharapkan kualitas hidup penderita CP di Indonesia semakin meningkat.
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM Fitri Haryanti menyatakan, sendok makan ini bisa diproduksi secara massal oleh pemerintah. Pasalnya, sendok makan khusus penyandang CP ini menjadi bagian dari peningkatan kualitas hidup.
(National Geographic)
Baru-baru ini, seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sri Hartini, berhasil mendapatkan Hak Atas Kekayaan Inteletual (HAKI) atas penemuannya tentang sendok khusus untuk penderita CP. Sendok ini berbeda dengan sendok makan biasa yang tidak memiliki sudut kelengkungan dan palang penahan jari tangan.
Sendok CP ini memiliki sudut kelengkungan tertentu serta memiliki palang penahan pada tangkainya. “Penderita CP sangat kesulitan untuk memegang dan mengenggam sesuatu. Lebih lagi saat mereka makan, penderita seringkali tidak bisa melakukannya sendiri. Dengan sendok ini, penderita bisa melakukannya sendiri,” papar Sri di Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/8).
Inovasi ini bermula tahun 2010 yang diujicobakan pada 51 anak CP di Yogyakarta. Riset awal menunjukkan jarak antara jari hingga mulut penderita sekitar 0-11 sentimeter, sudut pada siku berkisar 45 hingga 90 derajat. Dengan hasil tersebut maka kelengkungan antara tangkai sendok dan kepala sendok yang sesuai untuk penderita CP adalah 135 derajat.
Ini sendok makan penemuan peneliti Indonesia
Keistimewaan lagi sendok makan ini adalah palang penahan di tangkainya yang terbuat dari kayu sonokeling. Fungsinya untuk menahan jari tangan penderita CP yang mengalami kekakuan, defisiensi fungsi memegang dan menggenggam. Palang penahan bersifat tahan lama, ringan, dan tidak mengandung zat kimia.
“Setelah diujicobakan, penderita CP terlihat tidak kesulitan ketika memakan sesuatu. Bahkan dengan sendok ini, mereka dapat melakukannya secara mandiri,” kata Sri. Ditambahkannya, dengan adanya sendok makan ini diharapkan kualitas hidup penderita CP di Indonesia semakin meningkat.
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM Fitri Haryanti menyatakan, sendok makan ini bisa diproduksi secara massal oleh pemerintah. Pasalnya, sendok makan khusus penyandang CP ini menjadi bagian dari peningkatan kualitas hidup.
(National Geographic)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar